Satu Tiang Melimpah Inovasi Teknologi: Pemantauan Visual Pertanian Modern
Monitoring dan evaluasi lapangan kembali dilakukan untuk memastikan optimalisasi perangkat pemantauan visual pertanian modern. Kegiatan ini bertujuan memastikan perangkat berfungsi sesuai standar dan mampu memberikan akses data visual secara real-time, sekaligus menguji ketahanan (endurance) perangkat agar tetap optimal digunakan selama bertahun-tahun.
Perangkat inovatif ini dirancang untuk memvalidasi data visual real-time di lahan pertanian yang terintegrasi dengan sistem informasi berbasis satelit milik Kementerian Pertanian, seperti SisCrop (Sistem Informasi Standing Crop) dan Simotandi (Sistem Informasi Monitoring Pertanaman Padi).
Menurut Likco Desvian H., S.Kom., M.Kom., Fungsional Standardisasi yang turut melakukan pemantauan, perangkat ini merupakan “satu tiang melimpah inovasi teknologi” karena memadukan berbagai fungsi modern dengan sumber energi terbarukan.
“Di dalam satu unit tiang terdapat CCTV berbasis pemantauan hama, sistem pengamatan bagan warna daun untuk mendeteksi kekurangan atau kelebihan unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K), pengusir hama otomatis, speaker interaksi dua arah, lampu penerangan jalan umum (PJU), serta sistem smart farming dengan teknik Alternate Wetting and Drying (AWD) online,” jelasnya.
Selain itu, perangkat juga dilengkapi sensor yang mampu memantau ketinggian air tanah, suhu, kelembaban udara, lengas tanah, dan kondisi cuaca berbasis sistem pakar secara real-time.
Saat ini, terdapat 25 unit perangkat smart system yang tersebar di lima provinsi, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur. Seluruh perangkat tersebut difungsikan untuk mendukung kegiatan pemantauan pertanaman dan panen di berbagai lokasi seperti lahan integrated farming, pertanian modern, agro edu wisata organik, lahan IP400, hingga lahan porang.
Di lapangan, tim teknis bersama petugas dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melakukan pengecekan dan pemantauan jarak jauh, pembaruan perangkat berbasis Internet of Things (IoT), serta memastikan kinerja alat tetap stabil meskipun menghadapi kondisi ekstrem seperti hujan, petir, dan banjir. Selain pemantauan teknis, tim juga melakukan koordinasi pendampingan dengan dinas pertanian daerah dan kelompok tani untuk memastikan pengguna memahami cara pengoperasian sistem yang telah terpasang dan terkoneksi dengan Dashboard Smart Agriculture System (SAS) milik Kementerian Pertanian.
Inovasi ini menjadi langkah konkret penerapan pertanian cerdas di Indonesia, memperkuat akurasi data pertanian nasional, sekaligus membuka peluang efisiensi dan keberlanjutan melalui pemanfaatan teknologi berbasis IoT dan energi terbarukan.